IMPLEMENTASI METODE DRILL TERSTRUKTUR
DENGAN
PENDEKATAN DISCIPLINE BASED ART EDUCATION
(DBAE)
DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR
PADA
PEMBELAJARAN SENI
RUPA
DI
KELAS VII SMP
NEGERI 2 CIMALAKA SUMEDANG
(Studi
kasus terhadap
pelaksanaan pembelajaran pendidikan Seni Rupa pada
tahun
pelajaran 2012/2013)
JURNAL
Oleh :
RAGEN GUNAWAN
NIP 196611171995121002
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 2 CIMALAKA
KABUPATEN SUMEDANG
2012
A. JUDUL
IMPLEMENTASI METODE DRILL TERSTRUKTUR DENGAN
PENDEKATAN
DISCIPLINE BASED ART EDUCATION (DBAE)
DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENGGAMBAR PADA PEMBELAJARAN
SENI
RUPA DI
KELAS VII
SMP
NEGERI 2 CIMALAKA SUMEDANG
B. PENULIS
RAGEN
GUNAWAN
( Guru SMP
Negeri 2 Cimalaka )
e-mail : gunawanragen@yahoo.com
C. ABSTRAK
Peneliti
mengkaji topik “Implementasi metode
Drill terstruktur dengan pendekatan Discipline Based Art Education (DBAE) dalam
meningkatkan kemampuan menggambar pada pembelajaran Seni Rupa di kelas VII SMP Negeri 2
Cimalaka Sumedang” (Studi
kasus terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan Seni Rupa pada Tahun Pelajaran 2012-2013), sebuah kajian tentang
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil karya siswa sebagai subjek penelitian. Ini adalah salah satu solusi
dalam upaya mewujudkan sekolah yang efektif mengaktifkan peran siswa dalam
proses pembelajaran serta memberi kesempatan seluas-luasnya pada guru untuk
mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai dengan rumusan Silabus pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang masih berlaku saat ini.
Umumnya penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
bagaimana pembelajaran Seni Rupa yang dilakukan guru dengan menggunakan metode Drill terstruktur dengan pendekatan Discipline Based Art Education (DBAE) dalam meningkatkan kemampuan
menggambar di kelas VII SMP Negeri 2
Cimalaka Sumedang, sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan implementasi metode Drill
terstruktur dengan pendekatan Discipline Based Art Education (DBAE) dalam meningkatkan kemampuan
menggambar bentuk di kelas VII SMP Negeri 2 Cimalaka Sumedang yang meliputi
masalah/kesulitan siswa, perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan guru,
serta evaluasi gambar hasil karya siswa.
Dalam penelitian ini metode dan pendekatan yang digunakan
adalah deskriptif kualitatif, yang
mempunyai ciri-ciri memusatkan diri pada pemecahan masalah pada masa sekarang
yang aktual. Sifat deskriptif merujuk kepada data yang dikumpulkan yang
cenderung berbentuk kata-kata atau gambar dan laporan hasil penelitian yang
berisi kutipan-kutipan dari data sebagai ilustrasi dalam memberikan dukungan
terhadap apa yang disajikan.
Temuan yang didapat dalam penelitian ini adalah beberapa
data empiris yang berkaitan dengan implementasi metode Drill terstruktur dengan
pendekatan Discipline Based Art Education
(DBAE) dalam hal masalah/kesulitan siswa,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi gambar hasil karya siswa yang
dilakukan guru, sehingga menghasilkan sejumlah gambar karya siswa yang
refresentatif. Metode dan pendekatan ini
telah dapat meningkatkan kemampuan, kreativitas dan inovasi siswa di bidang
Pendidikan Seni Rupa khususnya menggambar bentuk dengan dukungan fasilitas
belajar seperti teknologi pembelajaran berupa komputer multimedia sebagai bekal
kreativitas dan pengalaman melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi
ataupun memasuki dunia lapangan kerja.
D.
KATA KUNCI :
SENI BUDAYA, Metode Drill Terstruktur, DBAE, kesulitan, perencanaan pelaksanaan, evaluasi hasil karya siswa.
E.
PENDAHULUAN
Guru
senantiasa dihadapkan pada pertanyaan tentang metode-metode apa yang akan
digunakan untuk membantu siswa mempelajari konsep-konsep atau membantu mereka
mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan, sedangkan hasil
belajar merupakan kerjasama antara guru dan siswa. Namun demikian metode atau teknik mengajar hanyalah salah satu
komponen penting dalam keseluruhan interaksi belajar mengajar atau interaksi
edukatif. Berkaitan dengan hal itu patut disadari oleh guru tidak ada satu
metode mengajar yang terbaik atau yang cocok untuk semua situasi mata
pelajaran, atau tidak ada “magic solution” dalam mengajar. Yang ada
adalah bahwa terdapat berbagai metode mengajar yang telah digunakan oleh guru dalam mengajar dan telah memberinya
pengalaman. Dengan pengalaman itu guru dapat menggunakan metode-metode mengajar
tersebut dalam situasi-situasi yang berbeda dengan memperhatikan diri siswa, materi
pelajaran yang harus diliput, tujuan pengajaran, dan sarana yang tersedia.
Pembelajaran dengan
menggunakan metode Drill terstruktur
dengan pendekatan DBAE ini didesain
untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran seni rupa
khususnya pada kompetensi menggambar bentuk yang dituntut kemiripan dengan
wujud aslitnya. Dalam pelaksanaan pembelajarannya diperlukan guru yang
benar-benar berkualitas dan mempunyai pengetahuan yang baik dalam proses
pembelajaran, sehingga akhirnya berimplikasi pada peningkatan efektivitas
pembelajaran, dan diharapkan mampu
menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Kenyataan yang terjadi
berdasarkan pengamatan sementara, penggunaan Metode Drill terstruktur dengan
pendekatan Dicipline Based Art Education (DBAE) dalam pembelajaran seni rupa
di SMP Negeri 2 Cimalaka Sumedang, khususnya di kelas VII pada pokok bahasan
menggambar bentuk belum intensif dan kontinyu. Siswa belum sepenuhnya dilatih
dan dipraktikkan secara berulang-ulang serta bersungguh-sungguh dalam
penguasaan teknik menggambar dari pengetahuan yang diperolehnya. Kemudian
bimbingan dari guru pun masih kurang dalam mempraktikkan
pengetahuan-pengetahuan menggambar tersebut.
Kesenjangan
antara realitas teoritis dengan realitas sehari-hari yang terjadi pada
implementasi metode Drill terstruktur dengan pendekatan Disciplin Art
Education (DBAE) dalam meningkatkan kemampuan menggambar pada pembelajaran
seni rupa kelas VII di SMP Negeri 2 Cimalaka Sumedang adalah, siswa banyak
menemui kesulitan dalam mempraktikkan teknik-teknik menggambar, kemampuan guru
masih terbatas, baik dalam mengembangkan metode pembelajaran maupun inovasi
profesinya sebagai guru seni rupa, siswa kurang kreatif dalam proses berkarya
(menggambar), dan hasil karya gambar siswa belum memenuhi harapan sebagaimana
tuntutan pada kompetensi menggambar bentuk khususnya. Fokus ini digali atas
dasar gejala-gejala latar alamiah pada kelas VII di SMP Negeri 2 Cimalaka
kabupaten Sumedang.
Berdasarkan pengamatan mengenai masalah yang terjadi dalam
pembelajaran seni rupa pada kelas VII di SMP Negeri 2 Cimalaka kabupaten
Sumedang maka rumusan masalahnya adalahbagaimana “IMPLEMENTASI METODE
DRILL TERSTRUKTURDENGAN PENDEKATAN DISCIPLINE BASED ART EDUCATION (DBAE) DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUANMENGGAMBAR PADA
PEMBELAJARANSENI RUPADI KELAS VII SMP NEGERI 2 CIMALAKA SUMEDANG”.
Perumusan masalah
Dari rumusan masalah tersebut penulis akan
mengidentifikasikanpermasalahan pada hal-hal berikut ini:
1.
Bagaimana
permasalahan/kesulitan yang dihadapi oleh para siswa kelas VII dalam mengikuti
pembelajaran seni rupa khususnya pada pokok bahasan menggambar?
2.
Bagaimana
perencanaan program pembelajaran pendidikan Seni Rupa yang dilakukan guru
menggunakan metode Drill terstruktur melalui pendekatan DBAE
dalam meningkatkan kemampuan menggambar siswa kelas VII?
3.
Bagaimana
pelaksanaan program pembelajaran pendidikan Seni Rupa yang dilakukan guru
menggunakan metode Drill terstruktur melalui pendekatan DBAE
dalam meningkatkan kemampuan menggambar siswa kelas VII?
4.
Bagaimana
evaluasi hasil-hasil karya gambar siswa kelas VII dengan menggunakan metode Drill
terstruktur melalui pendekatan DBAE?
Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Mendeskripsikan permasalahan/kesulitan yang dihadapi oleh para siswa kelas VII dalam mengikuti
pembelajaran seni rupa khususnya pada pokok bahasan menggambar.
2.
Mendeskripsikan perencanaan
program pembelajaran pendidikan seni rupa yang dilakukan guru menggunakan
metode Drill terstruktur melalui pendekatan DBAE dalam
meningkatkan kemampuan menggambar siswa kelas VII.
3.
Mendeskripsikan pelaksanaan
program pembelajaran pendidikan seni rupa yang dilakukan guru menggunakan
metode Drill terstruktur melalui pendekatan DBAE dalam upaya
meningkatkan kemampuan menggambar siswa kelas VII.
4.
Mendeskripsikan evaluasi hasil-hasil
karya gambar siswa kelas VII dengan menggunakan metode Drill terstruktur
melalui pendekatan DBAE.
1. KAJIAN
LITERATUR
Dalam pengertian
sederhana, metode adalah cara yang dilakukan guru untuk mencapai suatu tujuan. Pada dasarnya guru adalah
seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang
dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak
tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus
dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling
penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat
menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.
Dengan demikian guru harusmenerapkan
metode pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Tiap-tiap kelas bisa
kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan kelas
lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode
pembelajaran. Metode jangan diartikan hanya sebagai langkah demi langkah suatu proses
ataupun bagaimana langkah melaksanakannya, tetapi lebih luas, lebih dalam serta
jangkauannya lebih jauh dari itu. Hal ini dikemukakan Suyanto, (2007:43).
Meto Metode Drill
Terstruktur
Pengertian
metode Drill, merupakan
suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah
dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan
mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang,akan tetapi bagaimanapun juga antara
situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan
berusaha melatih keterampilannya.
Metode Drill terstruktur
dapat juga berbentuk latihan mencontoh, dalam pembelajaran seni rupa kegiatan
latihan mencontoh merupakan kegiatan mendasar yang harus dilakukan pada tahapan
awal dalam membuat bentuk-bentuk dasar visual guna menemuan bentuk-bentuk
selanjutnya yang lebih rumit, cara latihan dengan mencontoh merupakan metode
tertua terutama dalam seni kerajinan.
Pendekatan Dicipline
Based Art Education (DBAE)
Pendekatan DBAE (Dicipline Based Art Education) atau
pendidikan seni rupa berbasis “disiplin”,(disiplin disini adalah disiplin
ilmu/pengkajian). Penamaan DBAE sebagai gerakan pembaharuan dibidang seni
rupa ini dikemukakan Dwaine Greer. Pendekatan ini dilhami oleh pandangan Jerome
Bruner yang mengetengahkan pentingnya dipahami struktur belajar yang ada pada
tiap pelajaran, Tarjo, (2009:64)
Pendekatan DBAE memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
(1) memiliki isi pengetahuan (body of knowledge), (2) adanya komonitas
ilmuwan yang mempelajarinya, (3) tersedianya metode kerja yang memfaslitasi
kegiatan eksplorasi dan penelitian. DBAE bertujuan
untuk menawarkan program pembelajaran yang sistematis dan berkelanjutan dalam
empat bidang yang digeluti orang dalam dunia seni rupa yakni bidang penciptaan,
penikmatan, pemahaman, dan penilaian. DBAE
tidak sekedar menawarkan program pembelajaran dalam empat bidang seni rupa
tetapi lebih luas lagi yaitu mencakup integrasi kegiatan belajar secara
interdisiplin dalam rangka memaksimalkan berbagai perolehan keuntungan belajar
membangun dan menumbuhkembangkan kesadaran akan seni berikut kapasitasnya untuk
mempengaruhi kehidupan.
Pembelajaran
Menggambar di SMP
Wright, (dalam Sakri,1986:119) mengungkapkan bahwa
gambar adalah sebuah gambar khayalan di atas kertas atau pada permukaan datar
berwarna hitam atau umumnya berbahan satu warna yang dibuat sedemikian rupa,
sehingga mampu menampilkan bentuk bahkan bayangan sekalipun.
Sementara itu, Meyer,(dalam
Fauzi, 2005:86)
menjelaskan bahwa gambar merupakan pengungkapan dari suatu peristiwa atau
kejadian yang terlihat pada saat tertentu, baik kejadian alam ataupun bentuk
lain yang tertangkap oleh mata sebagai suatu ungkapan pribadi. Selain itu,
gambar juga diartikan sebagai sketsa yang dibuat sebagai suatu studi tentang
suatu subjek atau tema, yang akhirnya dapat diselesaikan menjadi suatu lukisan.
Dari pengertian-pengertian
gambar yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gambar
adalah media pengungkapan yang berupa sketsa mengenai suatu studi tentang suatu
subjek atau tema dengan penggunaan teknik tersendiri yang dapat diselesaikan
menjadi suatu lukisan.
2. METODOLOGI
Pusat perhatian dari penelitian ini adalah untuk
memperoleh gambaran secara mendalam tentang “Implementasi Metode Drill Terstruktur Dengan Pendekatan Discipline Based Art Education (DBAE)
Dalam Meningkatkan Kemampuan Menggambar Pada Pembelajaran Seni Rupa Di SMP
Negeri 2 Cimalaka Sumedang”. Secara metodologis penelitian ini didasarkan pada
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang tersebut dalam
bahasanya dan dalam peristilahannya.
Penggunaan metode kualitatif yang peneliti lakukan di
lapangan meliputi penjaringan data melalui observasi pada situasi yang wajar
sebagaimana adanya di lapangan, meliputi fasilitas belajar dalam cakupan sarana
prasarana yang menunjang terhadap keberlangsungan program pengajaran seni
budaya/seni rupa, pelajaran menggambar khususya menggambar bentuk, keberadaan
program pembelajaran seni rupa, dan proses pembelajaran seni rupa mulai dari
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran melalui implementasi metode Drill terstruktur dengan pendekatan DBAE hingga evaluasi, yang diarahkan
pada latar dan individu secara holistik (utuh).
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B
yang berjumlah 38 siswa SMP
Negeri 2 Cimalaka yang beralamat di Jalan Tanjungkerta, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Kegiatan observasi atau penelitian pendahuluan dimulai di awal semester genap tahun pelajaran 2011/ 2012, pada bulan Desembar 2011 untuk mengadakan
penelitian, dari tanggal inilah penelitian pendahuluan dimulai sampai akhir semester II di tahun 2012.
Teknik yang dipergunakan untuk menjaring data itu
dipergunakan wawancara secara mendalam, observasi partisipatif, dan studi
dokumentasi, dengan menggunakan catatan lapangan, tape rekorder atau kamera
foto digital.
Analisis data merupakan proses menyusunan data agar dapat
ditafsirkan sehingga pada gilirannya dapat diketahui maknanya. Pekerjaan menafsirkan atau menginterpretasikan diperlukan daya pikir yang inovatif dan kreatif, dengan
menggunakan data dan kategorisasi yang telah dibandingkan dan dites
validitasnya. Kegiatan analisis ini dilakukan sejak awal penelitian secara
terus-menerus sampai akhir penelitian dimana semua bahan analisisnya diperoleh
dari lapangan serta secepatnya dituangkan dalam bentuk tulisan.
3. HASIL
dan PEMBAHASAN
HASIL
Permasalahan
yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran menggambar bentuk di kelas VII SMP
Negeri 2 Cimalaka Sumedang ini, berdasarkan hasil observasi dan pengamatan
penulis dengan guru pendidikan seni rupa kelas VII, ternyata ada beberapa permasalahan yang dihadapi siswa dalam mengikuti
pembelajaran gambar bentuk diantaranya
:
1.
Gagasan atau ide yang kurang
berkembang.
2.
Penguasaan bentuk dan teknik
yang belum memenuhi standar.
3.
Hasil akhir yang kurang
memuaskan.
Berdasarkan pengamatan
peneliti, pelaksanaan pembelajaran Seni Budayadi kelas VII B dengan
metode Drill terstruktur dan pendekatan Discipline Based Art Education (DBAE) dalam
pembelajaran menggambar bentuk untuk tahun pelajaran 2012/2013 sudah melewati suatu
perencanaan yang cukup baik mulai dari pembuatan administrasi pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran di kelas, pelaksanaan evaluasi pembelajaran sampai
pada pembentukan tim Mata Pelajaran Seni Budaya pada tingkat Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah, dimana
masing-masing dari anggota tim memegangdisiplin ilmu sesuai dengan
keprofesionalannya masing-masing. Khusus untuk Mata Pelajaran Seni Budaya (seni
rupa) dikelas VII
yang menggunakan aplikasi metode Drill terstruktur dengan
pendekatan Discipline Based Art Education (DBAE)peneliti akan menyajikan
tahapan-tahapan yang dilakukan guru selama satu semester di kelas VII yang dijadikan subjek/ objek
penelitian.
Tahap paling awal sebelum
pelaksanaan kegiatan pembelajaran Seni Budaya menggunakan metode Drill
terstruktur dengan
pendekatan Discipline Based Art Education (DBAE),terlebih
dahulu
dilakukan persiapan-persiapan yang berhubungan dengan masalah-masalah teknis
yang sangat erat sekali hubungannya dengan administrasi pembelajarandiantaranya;
a) Silabus, b) Program tahunan
c) Program
Semester, d) RPP, e) Perencanaan
tugas-tugas praktik menggambar
bentuk.
Pembelajaran yang berlangsung
di kelas VII khususnya yang
mengunakan metode Drill terstruktur dengan pendekatan Discipline Based Art Education (DBAE) ada
38
orang siswa yang menempati kelas VII B yang dijadikan sampel penelitian,
dari jumlah tujuh kelas yang ada, pembelajaran menggambar bentuk
dibagi dalam tiga kali pertemuan dalam satu semester.
Pada tahapan ini peneliti berusaha mengamati/mengobservasi langsung kegiatan
yang sedang berlangsung yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
menggambar bentuk menggunakan
metode Drill terstruktur dengan pendekatan
Discipline Based Art Education (DBAE) di kelas VII B,
mulai dari kegiatan pendahuluan sampai dengan berakhirnya kegiatan pembelajaran
di kelas. Pengamatan dilakukan terhadap siswa dan guru di kelas yang sedang
melakukan pembelajaran dari sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
telah dibuat/disiapkan guru mata pelajaran sebelumnya. Dalam penelitian ini
peneliti akan menyajikan hasil pengamatan/observasi terhadap satu
buah RPP yang dibagi tiga kali pertemuandi semester satu diantaranya:
a.
Pertemuan kesatu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk
pertemuan kesatu ini telah disusun guru denganmenggunakan
implementasi metode Drill tersetruktur dengan pendekatan Discipline Based Art Education (DBAE).
Pada pertemuan pertama ini, guru sudah mulai menyajikan
metode Drill terstrukturmelalui pendekatan Discipline Based Art Education (DBAE) yang divariasikan dengan tanya
jawab dan Inquiri. Tahapan ini dimulai dengan kegiatan guru membuka
pembelajaran yang kemudian dilanjutkan pada kegiatan inti yaitu pengenalan alat/media menggambar
bentuk, seterusnya kegiatan latihan membuat sketsa menggunakan media pensil 2B.
Pada tahapan ini latihan diawali dengan menggambar bentuk-bentuk bidang dua
dimensi, bidang yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang mata. Tahapan selanjutnya adalah latihan menggambar yang
memiliki kesan tiga dimensi yaitu bidang yang seolah-olah dapat dilihat dari
arah lain/memiliki kesan ruang.
Hasil pengamatan/observasi
peneliti pada pertemuan pertama ini guru sudah melaksanakan metode Drill terstruktur
dengan pendekatan Discipline Based Art Education (DBAE)dengan baik, hal ini terlihat dari keberhasilan
guru membawa keadaan/suasana belajar di kelas benar-benar aktif, semua siswa
terlibat dalam sebuah proses pembelajaran dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Kegiatan ditutup
dengan sebuah kesimpulan dari guru mata pelajaran dan pemberian tugas terstruktur
untuk materi minggu depan.
b.
Pertemuan kedua
Pertemuan kedua, tahapan ini dimulai dengan kegiatan
apersepsi yaitu guru mengaitkan lanjutan pelajaran gambar bentuk dengan tugas minggu yang lalu
yaitu latihan gambar bentuk dengan teknik konsturksi elips, dilanjutkan pada kegiatan inti dengan metode yang sama
seperti pada pertemuan pertama tetapi materi berbeda. Kegiatan inti ini dimulai
dengan melanjutkan materi latihan sketsa dengan tahapan
menyelesaikan sketsa menjadi gambar jadi dengan teknik arsiran untuk
mendapatkan hasil yang sesuai dengan karakter benda tetapi belum pada tahap
pencahayaan, bentuk-bentuk gambarnya masih bentuk yang sederhana yaitu kubistis
dan selindris secara terpisah. Pada tahapan ini
dilatihkan juga secara terstruktur teknik arsiran dengan media pensil
untuk berbagai macam karakter. Tahapan ini merupakan tahapan ke dua dalam latihan
gambar bentuk dengan pendekatan DBAE, menyangkut latihan arsir dalam
menemukan karakter dari benda-benda yang digambar seperti karakter kayu, kain,
kaca, daun, logam dan lain-lain, latihan yang diberikan oleh guru pada tahapan
ini adalah seperti berikut ini:
Pada
tahapan ini kemampuan menggambar bentuk siswa semakin meningkat bentuk-bentuk
gambar yang dihasilkan menunjukkan kemajuan, hal ini terbukti dari beberapa
karya gambar bentuk siswa telah menunjukkan karakter tertentu dari gambarnya
seperti yang nampak di atas tadi. Tahapan ini pun dilanjutkan dengan penugasan
latihan di rumah dengan karakter-karakter yang lain yang lebih variatif, guru
memberikan tugas untuk meniru dari benda asli atau dari gambar bentuk yang
telah jadi dengan media pensil, tugas ini untuk diserahkan minggu depan pada
pertemuan ketiga.
c.
Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga, tahapan ini dimulai dengan kegiatan
apersepsi, guru mengaitkan lanjutan pelajaran gambar bentuk dengan
tugas minggu yang lalu yaitu latihan gambar bentuk dengan teknik konsturksi
elips dan arsir kesan karakter berbagai jenis benda , dilanjutkan pada kegiatan inti dengan metode yang sama seperti pada
pertemuan kedua tetapi materi berbeda. Kegiatan
inti ini dimulai dengan melanjutkan materi latihan arsir
karakter benda dengan tahapan menyelesaikan menjadi gambar jadi dengan efek
pencahayaan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan karakter benda dan efek
cahaya yang terjadi pada benda. Bentuk-bentuk gambarnya sudah mulai pada tahap
mengkomposisikan, pencarian karakter dan pencahayaan pada benda baik kubistis
maupun silindris dalam satu kesatuan. Pada tahapan ini dilatihkan secara terstruktur teknik
konstruksi, arsiran, dan pencahayaan dengan media pensil untuk berbagai macam
bentuk benda silindris ataupun kubistis. Tahapan ini merupakan tahapan ketiga
(tahapan akhir) dalam latihan gambar bentuk menggunakan pendekatan DBAE dan
metode Drill terstruktur menyangkut latihan konstruksi, arsir dalam
menemukan karakter dan teknik pencahayaan.
Selesai menjelaskan dan
mendemonstrasikan dalam tahapan terahir dari metode Drill terstruktur dengan pendekatan Discipline Based
Art Education (DBAE) selanjutnya siswa mengerjakan tugas latihan yang telah
dipersiapkan tahapan latihannya oleh guru dalam
rangka mewujudkan gambar-gambar bentuk yang representatif dalam segala segi.
Latihan gambar bentuk yang dilakukan guru pada setiap tahapannya semua
menggunakan pembelajaran berbasis komputer dalam bentuk power poin disamping
demonstrasi secara manual menggunakan media pensil 2B. Latihan
pada tahapan ketiga ini adalah latihan yang membutuhkan skill tinggi dengan
tingkat kemampuan yang tinggi pula, tahapan ini harus melewati latihan tahap
satu dan dua sehingga menghasilkan hasil gambar bentuk yang representatif.
Pelaksanaan
evaluasi dalam Mata Pelajaran Pendidikan Seni Budaya yang
dilakukan guru mengacu pada petunjuk teknis pusat kurikulum balitbang Depdiknas 2006. Penilaian
terbagi menjadi dua kelompok yaitu penilaian proses yang meliputi penialain
kegiatan yang terjadi di kelas selama berlangsungnya pembelajaran termasuk
absensi, dan penilaian hasil.Tahapan evaluasi
ini adalah merupakan tahapan terakhir dari seluruh rangkaian kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan. Berikut ini akan peneliti sampaikan hasil
kajian dari evaluasi yang telah dilaksanakan oleh guru terhadap siswa kelas VII B yang dijadikan
objek/subjek penelitian mulai dari evaluasi di pertemuan kesatu sampai dengan
pertemuan ketiga, dimana pembelajaran gambar bentuk selesai.
a.
Penilain Proses
Penilaian proses dibuat dalam bentuk kwalitatif dengan
menggunakan rentang nilai kwantitatif, dalam empat katagori. Seperti yang tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Rekapitulasi Nilai
Rata-Rata Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran
Menggunakan Metode Drill terstruktur
dengan pendekatan DBAE
Jenis Aktifitas Siswa
di Kelas
|
Skala Nilai/
Kwalifikasi dan
|
Jumlah
|
|||
Frekuensi
|
|||||
A
|
B
|
C
|
D
|
||
8.5 – 9,0
|
7,6 – 8,4
|
7,0 – 7,5
|
≤ 6,9
|
||
Kelengkapan Media/ alat menggambar bentuk dan
Aktifitas pembelajaran di kelas
|
5
|
31
|
2
|
38
|
|
Presentase (%)
|
13
|
82
|
5
|
100
|
Dari data nilai rata-rata keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran pada tabel 1, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VII B SMP
Negeri 2 Cimalaka sudah aktif dalam proses pembelajaran maupun antusias dalam
membawa perlengkapan menggambar bentuk dengan
demikian penggunaan metode Drill terstruktur dengan pendekatan DBAE telah dapat menjadikan suasana belajar dapat
diterima oleh para siswa serta membawa siswa pada proses pembelajaran yang
menyenangkan.
b.
Penilain Hasil
Untuk penilaian hasil dalam setiap pertemuan dilakukan setiap kali
pembelajaran selesai, dilakukan dalam bentuk tugas
yang harus dikerjakan siswa baik di kelas atau
di luar jam pelajaran, hasilnya diperiksa minggu
depannya
Berdasarkan dari data yang diperoleh dari sampel 38 orang siswa yang mengikuti pembelajaran menggambar bentuk dari
tiga kali tugas latihan menggambar bentuk di semester I dengan menggunakan metode Drill
terstruktur dengan pendekatan DBAE diperoleh data ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran menggambar
bentuk adalah sebagai berikut:
Tabel. 2
Rekapitulasi Nilai Tugas 1 Menggambar Bentuk
TUGAS 1
|
Skala Nilai / Frekuensi
|
Jumlah
|
|||
9,0 - 10
|
8,0 - 89
|
7,0 - 79
|
≤ 6,9
|
||
Gambar Sketsa berbagai macam bidang datar dan bidang tiga dimensi
|
0
|
10
|
28
|
38
|
|
Presentase (%)
|
0
|
26
|
74
|
100
|
Dari tabel 2 dapat
ditafsirkan bahwa sudah tidak ada siswa yang
nilainya lebih kecil dari 6,9 ini berarti bahwa penggunaan
metode Drill terstruktur dengan
pendekatan DBAE telah mampu membawa hasil yang cukup baik pada keberhasilan
belajar siswa di kelas lebih dari setengahnya 74% mendapatkan nilai pada
rentang 7,0–79 dan 26% pada rentang 8,0–8,9 jadi dapat
disimpulkan bahwa siswa telah dapat dinyatakan tuntas dalam pembelajaran
menggambar bentuk untuk kemampuan menggambar sketsa berbagai macam bidang datar dan bidang tiga dimensi.
Tabel. 3
Rekapitulasi Nilai Tugas 2 Menggambar Bentuk
TUGAS
2
|
Skala Nilai / Frekuensi
|
Jumlah
|
|||
9,0 - 10
|
8,0 - 89
|
7,0 - 79
|
≤ 6,9
|
||
Teknik arsir pada bidang/
bentuk Geometris dengan
Karakter tertentu
|
0
|
13
|
25
|
38
|
|
Presentase (%)
|
34
|
66
|
100
|
Dari tabel 3 dapat ditafsirkan bahwa tidak ada siswa
yang nilainya lebih kecil dari 6,9 ini berarti bahwa penggunaan metode Drill terstruktur
dengan pendekatan DBAE telah mampu membawa hasil yang cukup baik pada
keberhasilan belajar siswa di kelas lebih dari setengahnya yaitu 66% mendapatkan nilai
pada rentang 7,0 – 7,9 dan 34% pada rentang 8,0 – 8,9. Jadi dengan demikian siswa
telah dapat dinyatakan tuntas dalam pembelajaran pembelajaran menggambar bentuk untuk
kemampuan teknik arsir pada bidang datar dan tiga dimensi dengan karakter
tertentu.
Tabel. 4
Rekapitulasi Nilai Tugas 3 Menggambar Bentuk
TUGAS
3
|
Skala Nilai /
Frekuensi
|
Jumlah
|
|||
9,0 - 10
|
8,0 - 89
|
7,0 - 79
|
≤ 6,9
|
||
Menggambar bentuk benda geometris
gabungan silindris kubistis berbagai karakter benda dengan komposisi dan
Pencahayaan yang tepat.
|
0
|
16
|
22
|
38
|
|
Presentase (%)
|
0
|
42
|
58
|
100
|
Dari tabel 4 dapat ditafsirkan bahwa tidak ada siswa
yang nilainya lebih kecil dari 6,9 ini berarti bahwa penggunaan metode Drill terstruktur
dengan pendekatan DBAE telah mampu membawa hasil yang baik pada keberhasilan belajar siswa
di kelas lebih dari setengahnya 66% mendapatkan nilai pada rentang 7,0 – 7,9 dan 34% pada
rentang 8,0 – 8,9. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa telah dapat
dinyatakan tuntas dalam pembelajaran menggambar bentuk untuk kemampuan menggambar
bentuk benda geometris, gabungan slindris dengan kubistis, berbagai karakter
benda dengan komposisi dan pencahayaan yang tepat.
PEMBAHASAN
Tahapan
pembahasan ini merupakan tahapan hasil pembahasan peneliti menanggapi rangkaian
penelitian yang berlangsung di SMP Negeri 2 Cimalaka Sumedang yang diselaraskan
dengan berbagai teori yang relevan, pembahasan ini meliputi:
1.
Kesulitan yang
dihadapi siswa dalam menggambar bentuk
Dari hasil pengamatan dan identifikasi lapangan ada tiga pokok kesulitan
yang dihadapi para siswa yaitu: Gagasan
atau ide yang kurang berkembang, penguasaan bentuk dan teknik yang belum memenuhi standar dan hasil
akhir yang kurang memuaskan. Semua kesulitan ini menjadi dasar bagi peneliti untuk
dijadikan patokan penelitian dengan mecoba menelusuri sampai sejauh mana metode
Drill terstruktur dengan pendekatan DBAE dapat mengatasi semua
permasahan yang terjadi, ternyata guru mata pelajaran seni budaya (seni rupa)
dengan segenap kemampuannya telah berhasil menjadikan metode Drill terstruktur
dengan pendekatan DBAE dapat menanggulangi permasalahan dalam menggambar
bentuk yang terjadi pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Cimalaka Kabupaten
Sumedang pada tahun pelajaran 2012/ 2013.
2.
Perencanaan
Apa yang telah
dilakukan oleh guru dalam pembuatan perencanaan pembelajaran dalam penelitian
ini akan melahirkan suatu kosep karakteristik dari suatu perencanaan
pembelajaran diantaranya: Pertama bahwa perencanaan pembelajaran
merupakan hasil dari proses berpikir, artinya bahwa suatu perencanaan
pembelajaran disusun tidak asal-asalan akan tetapi disusun dengan
mempertimbangkan segala aspek yang
mungkin perpengaruh pada proses dan hasil. Kedua perencanaan
pembelajaran yang dibuat guru telah disusun dengan harapan dapat mengubah
perilaku siswa sesuai tujuan yang ingin dicapai. Ini berarti guru telah
memfokuskan perencanaan pembelajaran pada ketercapaian tujuan. Ketiga
perencanaan pembelajaran yang dibuat guru telah berisi tentang rangkaian
kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan, telah dapat berfungsi
sebagai pedoman dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
3.
Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan
pembelajaran seni budaya terpadu dengan menggunakan metode Drill terstruktur
dengan pendekatan DBAE ini telah dilakukan oleh guru di kelas dengan
baik, terbukti dengan dilakukannya serangkain kegiatan pembelajaran di kelas, yang meliputi: Pertama
kegiatan awal yang terdiri dari apersepsi yaitu serangkaian kegiatan
membuka pembelajaran, mengaitakan kegiatan yang akan dilakukan dengan
pembelajaran sebelumnya atau melakukan pretest, serta pelaksanaan
kegiatan-kegiatan pembelajaran menggunakan metode Drill terstruktur
dengan pendekatan DBAE. Hal ini dilakukan guru pada setiap kali membuka
pelajaran sehingga siswa termotifasi untuk memasuki kegiatan inti. Membuka
pelajaran dengan variasi-variasi metode pembuka sangat membantu bagaimana
membuat suasana belajar/ kegiatan inti menjadi lebih menarik sehingga para
siswa tidak cepat jenuh/ bosan. Kedua
memasuki kegiatan inti dari tiga
kali pertemuan yang semuanya menggunakan metode Drill terstruktur dengan
pendekatan DBAE guru telah mampu menerapkan variasi-variasi metode
terkait dengan metode Drill dalam setiap pertemuannya, metode ini telah
membawa siswa pada kegiatan pembelajaran seni budaya yang inovatif dan
menyenangkan. Penggunaan metode yang tidak monoton membawa pembelajaran menjadi lebih menarik, hal ini
dapat membantu menciptakan daya ingat
siswa menjadi lebih kuat.
4.
Evaluasi
hasil karya siswa
Pada tahapan ini
guru seni budaya kelas VII SMP Negeri 2 Cimalaka sebagai subjek penelitian
telah melaksanakan kegiatan evaluasi dalam setiap melakukan pembelajaran di
kelas yang sesuai dengan RPP yang telah dibuatnya baik penilaian proses maupun penilaian
hasil, evaluasi yang dilakukan telah mampu membuktikan adanya peningkatan yang
berarti dari penggunaan metodeDrill terstruktur dengan pendekatan DBAE
yang telah dikakukan dalam pembelajaran Seni Budaya di kelas VII.
Hasil karya siswa yang dihasikan
sudah dapat dikatakan berhasil memenuhi kompetensi yang diinginkan dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
dan kompetensi mata pelajaran. Hal ini terlihat dari tahapan-tahapan
yang telah dilalui oleh siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggambar bentuk
menggunakan metode Drill terstruktur dengan pendekatan DBAE telah membawa pada tahapan terwujudnya karya
siswa yang terstruktur pula, dengan tetap konsisten dalam satu tema gambar
yaitu bentuk-bentuk slindris dan kubistis yang kemudian diaplikasikan pada
benda-benda yang memiliki karakter tertentu yang telah dikenal siswa untuk
dibuat gambarnya dengan tepat sehingga menghasilkan gambar yang representatif.
Tahapan menggambar yang dilalui sudah
dalam struktur tertentu dengan mengacu pada prinsip memulai dari yang sederhana
menuju ke hal yang komplek atau dari yang mudah menuju pada tingkat yang sukar/
rumit. Pada praktek berkarya menggambar bentuk ini para siswa memulai karyanya
mulai dari latihan unsur-unsur visual seperti: garis, bidang, bentuk. Kemudian
dilanjutkan pada pembuatan benda-benda yang berkesan tiga dimensi dengan teknik
sketsa, skala, konstruksi, arsir, pencahayaan sampai dengan teknik
mengkomposisi berbagai benda dalam satu kesatuan gambar, dan hasilnya cukup
memuaskan. Hasil akhir dari gambar siswa sudah memadai/ cukup mewakili
bentuk-bentuk sebenarnya apa yang mereka representasikan dalam gambar, ini
membawa pada pencapaian kompetensi yang diinginkan dalam mata pelajaran Seni
Budaya sub bidang seni rupa.
Karya siswa pada tahap akhir
ini telah menunjukan peningkatan yang cukup signifikan, meski disisi lain masih
terdapat kekurangan terutama dalam menangkap bentuk yang dilihat secara
langsung dari objeknya untuk dijadikan bentuk secara visual. Tetapi semua ini
mampu dilalui dengan baik oleh para siswa dengan meoptimalkan kembali latihan
menggambar bentuk dengan metode Drill yang terstruktur melalui
pendekatan DBAE untuk dilakukannya secara terus menerus.
4. KESIMPULAN
dan SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang
berhasil peneliti kumpulkan di lapangan, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Kesulitan yang dihadapi para
siswa dalam pembelajaran menggambar bentuk yaitu: gagasan atau ide
yang kurang berkembang, penguasaan bentuk dan teknik yang belum memenuhi standar dan hasil
akhir yang kurang memuaskan.
2.
Perencanaan
program pembelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) telah dibuat dengan perencanaan yang
cukup baik.
3.
Pelaksanaan
program pembelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana dalam program kerja yang telah dibuat untuk setiap semester yaitu:
pelaksanaan pembelajaran menggunakan aplikasi metode Drill terstrukur dengan pendekatan DBAE ini telah dapat
meningkatkan kompetensi siswa pada bidang Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni
Rupa) khususya pada pembelajaran menggambar bentuk. Meningkatnya kemampuan/kompetensi
siswa dalam bidang keilmuan Seni Rupa
ini merupakan sebuah pengalaman berharga bagi para siswa dalam menyongsong
hidup di masa depan yang lebih baik, guna melanjutkan sekolah kejenjang yang
lebih tinggi.
4.
Evaluasi
hasil
karya siswa yang
dilaksanakan telah mampu membawa para siswa pada sebuah ukuran sejauh mana tingkat kemampuan yang
dimiliki siswa secara kognitif, afektif dan psikomotorik khususnya dalam
pembelajaran menggambar bentuk sehingga telah berhasil menghasilkan sejumlah
gambar yang representatif.
Hasil-hasil
gambar yang dibuat oleh siswa sebagai implementasi dari penggunaan metode Drill terstruktur dengan pendekatan DBAE telah menunjukan perubahan yang signifikan.
Telah terjadi peningkatan kemampuan dalam menggambar bentuk terutama pada tahap
latihan akhir yaitu tampaknya bentuk-bentuk gambar kubistis dan slindris yang
representatif, komposisi objek gambar
yang seimbang, teknik arsiran yang sesuai dengan karakter benda serta teknik
pencahayaan yang tepat.
SARAN
Peneliti menyampaikan
beberapa rekomendasi kepada pihak-pihak yang terkait sehubungan dengan hasil
penelitian ini, antara lain:
1.
Pengembangan Lembaga Pendidikan setingkat SMP.
Dengan demikian penelitian ini merekomendasikan perlunya
pengembangan, inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran untuk setiap mata
pelajaran yang ada khususnya di tingkat SMP, dengan menggunakan berbagai, media
pembelajaran, metode pembelajaran seperti halnya dengan penggunaan metode Drill terstruktur dengan pedekatan DBAE ini
diharapkan dapat dikembangkan terus dalam rangka mewujudkan siswa yang siap
menghadapi tantangan jaman. Penelitian ini juga memberikan kesadaran bahwa
pembelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) sebagai salah satu modal dasar bagi siswa
dalam mempersiapkan dirinya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih
tinggi.
2.
Rekomendasi terhadap penelitian selanjutnya
Pada
peneliti selanjutnya agar lebih mendasar dalam membahas aspek pembuatan program
pengembangan pembelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) ini dengan permasalahan yang sangat
komplek karena pada umumnya guru harus mengusai empat sub bidang studi yaitu Seni Rupa, Seni Musik, Seni
Tari, dan Seni Teater.
Diharapkan dengan berbagai penelitian yang dilakukan dapat memperkaya khazanah
empiris dan teoritis bagi pengembangan konsep pendidikan Seni Budaya dalam konteks lembaga
pendidikan setingkat SMP dan sederajat untuk dapat lebih mengembangkan program-programnya.
3.
Rekomendasi terhadap Guru
Dalam
melakukan pembelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) di SMP agar digunakan berbagai metode
pembelajaran. Aspek penilaian yang dilakukan dalam mengevaluasi hasil
pembelajaran jangan terpusat pada aspek teknis saja, aspek non teknispun perlu
diperhatikan karena Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) memiliki sifat subjektifitas.
Pengembangan materi pembelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) khususnya agar terus dikembangkan
menyesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan jaman agar ilmu yang diberikan
bermanfaat dan tepat sasaran.
5. PUSTAKA
Alwasilah A. Chaedar, (2008). Pokoknya Kualitatif Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Dunia Pustaka.
Apriyanto. (2004). Teknik
Menggambar Benda, (Terjemahan dari Lomis (1947), Jakarta: Bumi Aksara, PT.
Ardi. (1994). Seni
dan Pengajaran, Jakarta: Depdikbud.
Bastomi. (1981). Perkembangan
Gambar Anak, Jakarta: Depdikbud.
Darmawan, Deni. (2011). Teknologi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosda karya.
Ernst. (1965). Visi
Pendidikan Seni, Jakarta: Balai Pustaka.
Fauzi. (2005). Pembelajaran
Seni Rupa, Jakarta: Pustaka Jaya.
Kamaril, Cut, dkk, (2007). Pendidikan Seni Rupa/Kerajinan Tangan, Jakarta: Universitas Terbuka
Departemen Pendidikan Nasional.
Kartika. (2004). Estetika
Seni Rupa, Jakarta: Sinar Grafika
Moleong, J. Lexy, (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi revisi, Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.
Muharam & Sundariyati. (1992). Hakikat Menggambar, Jakarta: Konsorsium Ilmu Pendidikan Ditjen
Dikti.
Mulyasa, E. (2010). Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, Suatu Panduan Praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Munsyi. (1981). Metode
Latihan, Jakarta: Balai Pustaka.
Prawira, Ganda. (2009). Konsep Pembelajaran Seni Rupa, Bandung: Jurusan Pendidikan Seni
Rupa FPBS. UPI. Bandung.
Rockman. (2000). Menggambar
Bentuk, Jakarta: Aries 5.
Rose. (2002). Kegiatan
Menggambar Bentuk, Jakarta: Bina Pariwara, PT.
Rustaman. (2003). Pembelajaran
dan Praktikum, Yogyakarta: BP. ISI
Saepudin, Saud, H. Udin, Ayi Suherman, (2006). Inovasi Pendidikan, Bandung : UPI Press.
______, Abin Syamsudin Makmun. (2006). Perencanaan Pendidikan Studi Pendekatan
Komprehensip, Bandung: Pasca Sarjana UPI dengan PT. Remaja Rosdakarya.
______, Suherman Ayi, ( 2006) Inovasi Pendidikan, Bandung: UPI Press.
Safirudin. (2011). Strategi
Metode Pembelajaran, Bandung: Falah Production.
Sakri,
Ajat. (1986). Menggambar
bagi Pengembangan Bakat, (Terjemahan dari Gollwitzer,
G).ITB Bandung.
Sanjaya, Wina. (2010). Perencanaan Dan Desain Sistem
Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
______,2010 Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada Media
Group.
Santosa, Hari (1994). Realisme
Gambar Anak, Bandung: Sinar Baru, CV.
Soegijo. (1995). Gagasan
Seni Menggambar, Malang: UNM
Soekamto Toeti & Udin Saripudin W. (1994). Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran,
Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Sudjana, H.D. (2000). Strategi
Pembelajaran, Pendidikan Luar Sekolah, Bandung: Falah Production.
Sugiyono, (2010). Metode
Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung: Alfabeta, CV.
Sulistianto, Harry. (2010). Inovasi Pembelajaran Seni Rupa, Bandung: Jurusan Pendidikan Seni
Rupa FPBS, UPI. Bandung.
Surya, Muhamad. (2004). Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Sutopo, H.B.(2002). Metodologi
Penelitian Kualitatif, Dasar teori dan penerapannya dalam penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.
Suwarni. (2005). Konsep
Pendidikan Seni Menggambar, Malang: UNM.
Suyanto, Kasihani K.E. (2007), Pendekatan, Metode dan Teknik Pembelajaran, Pendidikan Seni
Kagunan, Malang: Asosiasi Pendidik Seni Indonesia.
Tarjo, Enday. (2009). Strategi
Belajar Mengajar Seni Rupa, Bandung: Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS.
UPI. Bandung.
Tirta Raharja & Sulo. (2000). Metode Menggambar, Jakarta: Bina Pariwara, PT.
Zaenuddin. (1996). Latihan
dan Keterampilan Menggambar, Jakarta: Depdikbud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar