PENGARUH
PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI
SMPN 2 CIMALAKA
Oleh:
ABSTRAK
Penelitian
ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang peningkatan penguasaan konsep
siswa dalam pembelajaran biologi pada konsep Reproduksi Vegetatif alami
tumbuhan melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di SMPN 2 Cimalaka. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas IXA SMPN 2 Cimalaka dengan jumlah siswa 39
orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui penguasaan
konsep siswa adalah dengan menggunakan tes hasil belajar. Temuan hasil
pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diperoleh hasil tes
siswa sudah memenuhi ketuntasan belajar dengan jumlah siswa yang tuntas belajar
sebanyak 89,74% dan adanya peningkatan skor post tes siswa dibandingkan dengan
pre tes dengan perbedaan yang signifikan, ini menunjukkan adanya peningkatan
penguasaan konsep siswa. Berdasarkan skor gain ternormalisasi pembelajaran ini
mempunyai nilai 0,44 yang tergolong kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tife jigsaw yang dikembangkan pada penelitian ini
cukup efektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep
siswa dalam pembelajaran Biologi setelah menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw pada konsep Reproduksi Vegetatif Alami Tumbuhan.
Kata
kunci : Penguasaan konsep, pembelajaran
kooperatif, tipe jigsaw.
------------------------------
1SMPN
2 Cimalaka, 2 Biologi FPMIPA UPI
PENDAHULUAN
Peningkatan mutu pendidikan sangat
berkaitan erat dengan proses pendidikan yang terjadi dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa akan menyerap materi
pelajaran dengan baik bila terjadi kerjasama antara guru dan siswa. Untuk itu,
seorang guru harus mempunyai kreatifitas dan ide – ide baru untuk mengembangkan
cara penyajian materi pelajaran di sekolah. Dalam penyajian materi seorang guru
harus pandai memilih model, pendekatan,
strategi, dan media yang tepat serta cara penguasaan kelas yang sesuai
dengan kondisi siswa agar siswa tidak merasa bosan tapi justru malah tertarik
untuk belajar.
Proses pembelajaran yang terjadi
selama ini, khususnya pembelajaran biologi cenderung monoton dan tidak menarik.
Proses belajar mengajar lebih banyak didominaasi oleh guru, siswa pada umumnya
cenderung pasif hanya menerima saja informasi – informasi yang diberikan guru,
siswa lebih banyak mendengar, menulis apa yang di informasikan guru dan latihan
mengerjakan soal. Sebagai akibatnya proses belajar mengajar dirasakan oleh
siswa membosankan dan tidak menarik, bahkan dari hasil pengamatan, siswa
memperlihatkan sikap yang kurang bergairah, kurang bersemangat dan kurang siap
dalam mengikuti pembelajaran biologi. Dalam proses pembelajaran interaksi
antara guru dengan siswa kurang lancar dan lebih buruk lagi interaksi antara
siswa dengan siswa hampir tidak terjadi dan hal ini membuat siswa tidak
termotivasi untuk belajar. Dampak dari semua itu minat belajar siswa menjadi
rendah dan pada akhirnya hasil belajar siswa pun masih jauh dari harapan.
Salah satu upaya untuk merubah
kondisi tersebut adalah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan
tipe jigsaw. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ramlawati (2007) bahwa
model pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Menurut Wartono, dkk, (2004) Pembelajaran kooperatif merupakan suatu
model pengajaran dimana siswa belajar dalam
kelompok - kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu
untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Sedangkan menurut Kunandar (2008),
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan
interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan
kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Dan menurut Lie (2002),
pembelajaran kooperatif dapat mencapai hasil yang maksimal apabila menerapkan lima unsur pembelajaran
kooperatif, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan,
tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok.
Salah satu model pembelajaran kooperatif, yaitu tipe
jigsaw yang dikembangkan oleh Aronson et al. Menurut Lie (2002), dalam teknik
ini guru harus memperhatikan pengetahuan dan pengalaman siswa dan membantu
siswa mengaktifkan pengetahuan dan pengalaman itu agar bahan bahan pelajaran
menjadi lebih bermakna. Siswa juga harus bekerja sama dengan siswa
lain dalam suasana
gotong royong dan
mempunyai banyak kesempatan
untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah
satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang
maksimal. Dalam model belajar ini
terdapat tahap-tahap dalam
penyelenggaraannya. Tahap pertama siswa dikelompokan dalam bentuk
kelompok-kelompok kecil. Pembentukan kelompok-kelompok siswa tersebut dapat
dilakukan guru berdasarkan pertimbangan tertentu (Isjoni, 2007).
Atas dasar itu, dilakukan penelitian
untuk membuktikan bahwa “Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran Biologi di SMPN 2
Cimalaka.” Dengan asumsi, dalam pembelajaran kooperatif siswa lebih terlibat
aktif pada proses pembelajarannya yang akan berdampak positif terhadap kualitas
interaksi dan komunikasi dan dapat
memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya (Isjoni, 2007).
Berdasarkan asumsi tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan penguasaan konsep dalam
pembelajaran Biologi konsep Reproduksi Vegetatif Alami Tumbuhan di SMPN 2
Cimalaka.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui cara penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat
meningkatkan penguasaan konsep pada pembelajaran biologi pada konsep Reproduksi
Vegetatif Alami di SMPN 2 Cimalaka. Sedangkan manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah memperoleh informasi bahwa penerapan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan penguasaan konsep pada pembelajaran
Biologi pada konsep Reproduksi Vegetatif alami tumbuhan di SMPN 2 Cimalaka, menemukan
strategi pembelajaran yang tepat, dan memberikan sumbangan yang berharga dalam
rangka perbaikan pengajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa
sesuai dengan yang diharapkan.
METODOLOGI
PENELITIAN
Metode
penelitian yang digunakan
adalah metode Weak eksperimen (eksperimen semu). Desain
penelitian yang digunakan adalah The one group pretes-postes design. Tes awal
dilanjutkan dengan perlakuan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw kemudian dilanjutkan dengan tes akhir.
Tabel Desain Penelitian
X1
|
O
|
X2
|
Kterangan:
X1
= Pre Tes (Tes awal)
O = Perlakuan Penerapan Pembelajaran
Kooperatif tipe Jigsaw X2 = Post Tes (Tes akhir)
Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa
kelas IXA SMPN 2 Cimalaka sebanyak 39 orang dengan komposisi laki-laki 20 siswa
dan perempuan 19 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan tes penguasaan konsep
. Tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 butir soal yang digunakan untuk
menyaring penguasaan konsep siswa pada materi Reproduksi Vegetatif Alami
Tumbuhan. Analisis data dilakukan melalui tahap penilaian penguasaan konsep
pada tes awal dan akhir.
Berdasarkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM)
SMPN 2 Cimalaka tahun 2007/2008 pada pelajaran IPA untuk penguasaan konsep
siswa dikatakan sudah tuntas belajar jika memperoleh nilai ≥ 6,00. Untuk
mengetahui prosentase siswa yang tuntas belajar digunakan rumus:
banyaknya siswa yang tuntas belajar
X 100 %
% Ketuntasan Belajar =
--------------------------------------------------------
Jumlah siswa
Dilakukan juga analisis data penelitian
menggunakan uji rerata tunggal uji Z untuk mengetahui apakah nilainya sudah
memenuhi ketuntasan belajar atau belum.
Analisis data penelitian juga dilakukan dengan
menggunakan uji rerata tunggal dengan uji Z terhadap hasil tes. Tujuannya
adalah untuk menguji penguasaan konsep
siswa dan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara pre test
dengan post test pada pembelajaran kooperatif tife jigsaw pada pembelajaran
biologi.
Tabel
1.1 Kategorisasi penguasaan konsep Reproduksi Vegetatif Alami Tumbuhan
Skor penguasaan konsep
|
Kategori
|
85 – 100
70 - 84
55 - 89
40 - 54
0 - 39
|
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
|
Sumber: Juanengsih (2007)
Peningkatan penguasaan konsep /
hasil belajar siswa diperoleh dari nilai gain ternormalisasi.
postes – pretes
g=
----------------------
Skor ideal – pre tes
Dengan kategorisasi perolehan:
g – tinggi = nilai g > 0,70
g – sedang =
nilai 0,70 e” (<g>) e” 0,30
g – rendah =
nilai g < 0,30
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Penguasaan konsep
dijaring dengan menggunakan
tes pilihan ganda
yang diberikan di awal
dan di akhir
pembelajaran. Berdasarkan
data yang dijaring diperoleh ringkasan data skor
penguasaan konsep siswa seperti terlihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Rekap Skor Penguasaan Konsep Reproduksi Vegetatif Alami Tumbuhan
Data
|
Tes Awal
|
Tes Akhir
|
Gain Ternormalisasi
|
N
Maks
Min
Rerata
SD
Nilai > 6
Nilai < 6
|
39
80
10
46,67
1,84
10
29
|
39
90
40
70,26
1,35
35
4
|
39
0,50
0,33
0,44
|
Dari segi ketuntasan belajar, berdasarkan Standar
Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) SMPN 2 Cimalaka tahun 2007 /2008 pada pelajaran
IPA, siswa dikatakan tuntas belajar bila menunjukkan kemampuan dalam menyerap
materi yang diberikan selama proses belajar mengajar memperoleh nilai ≥ 6,00.
Pada kelas penelitian dari data hasil pretes yang tuntas belajar sebanyak 10
siswa (25,64%) dan siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 29 siswa (74,36%).
Hal ini belum mencapai patokan ketuntasan belajar secara klasikal 85%. Namun
setelah kelas penelitian diberi perlakuan penerapan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dan diakhiri dengan postes maka diperoleh data jumlah siswa yang
tuntas belajar adalah sebanyak 35 siswa (89,74%), dan siswa yang tidak tuntas
belajar adalah 4 orang (10,26%). Hal ini sudah mencapai patokan ketuntasan
belajar secara klasikal, di mana patokan ketuntasan belajar secara klasikal
adalah 85 %. Dengan menggunakan uji Z rerata tunggal (uji Z mean tunggal),
diperoleh hasil Z = 4,77, karena Z hitung berada di luar antara – 1,96 dan +
1,96 maka Ho ditolak atau H1 diterima dengan kata lain pada kelas penelitian
nilainya sudah memenuhi ketuntasan belajar.
Berdasarkan rerata skor tes awal dan tes akhir
penguasaan konsep, tingkat penguasaan konsep tes awal siswa tergolong kategori
kurang (46,67%) sedangkan tingkat penguasaan konsep tes akhir siswa tergolong
kategori baik (70,26%). Dengan menggunakan uji Z rerata tunggal (uji Z mean
tunggal) diperoleh hasil Z = -13,48. Karena Z hitung berada di luar antara
-1,96 dan + 1,96 yaitu berada di sebelah kiri daerah penerimaan Ho maka Ho
ditolak atau H1 diterima. Hal ini berarti
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mampu meningkatkan
penguasaan konsep siswa pada konsep Reproduksi Vegetatif Alami pada Tumbuhan. Pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam penelitian ini mendorong siswa aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai hasil belajar yang
diharapkan. Hal ini mendukung temuan penelitian bahwa model pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Ramlawati, 2007) dan (Stahl,
1994 dalam Isjoni, 2007).
Besarnya peningkatan penguasaan konsep terlihat dari
rerata nilai gain ternormalisasi sebesar 0,44 yang termasuk kategori sedang.
Hal ini berarti model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang diterapakan
cukup efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep.
Dengan melihat nilai ketuntasan belajar sudah
memenuhi nilai patokan ketuntasan belajar, rerata skor penguasan konsep tes
akhir yang tergolong kategori baik, dan rerata nilai gain ternormalisasi yang
termasuk kategori sedang serta terdapat perbedaan yang signifikan antara
penguasaan konsep awal dan akhir siswa maka hal ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang diterapkan cukup efektif dalam
meningkatkan penguasaan konsep siswa pada konsep Reproduksi Vegetatif Alami
Tumbuhan di SMPN 2 Cimalaka.
KESIMPUAN
Hasil penelitian
dengan uji Z rerata tunggal menunjukkan
bahwa pada kelas penelitian nilainya sudah memenuhi ketuntasan belajar
dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar 89,74%. Juga diperoleh adanya
peningkatan skor postes siswa dibandingkan dengan pretes dengan perbedaan yang
signifikan. Ini menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep siswa.
Berdasarkan skor gain ternormalisasi sebesar 0,44 yang tergolong kategori
sedang menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dikembangkan pada penelitian ini cukup
efektif dalam meningkatkan penguasaan
konsep. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Penerapan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan penguasaan konsep pada pembelajaran
biologi pada konsep Reproduksi Vegetatif Alami Tumbuhan di SMPN 2 Cimalaka.
SARAN
1. Kepada
Tenaga-tenaga pengajar bidang studi biologi diharapkan dapat menerapkan
pendekatan yang tepat dalam mengajar pada setiap konsep yang diajarkan agar
tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
2.
Diharapkan adanya penelitian lebih
lanjut dengan judul penelitian serupa pada konsep yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: PT Refika Aditama.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektifitas
Pembelajaran Kelompok. Bandung Alfabeta.
Juanengsih, Nengsih. 2007. Penerapan Model Pembelajaran
Konstruktivisme Melalui Pendekatan Induktif untuk Meningkatkan Penguasaan
Konsep Biologi Siswa. Makalah Seminar InternasionalPendidikan IPA. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatulloh.
Kunandar. 2007. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas
sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Lie, Anita.
2002. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Ramlawati. 2007. Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan
Setting Kooperatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA 3
SMA 3 Takalar. Makalah Seminar Internasional Pendidikan IPA.Jakarta: UIN Syarif
Hidayatulloh.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Wartono, dkk. 2004. Materi Pelatihan
Terintegrasi Sains. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional.