Minggu, 10 Maret 2013

Karya Tulis IPA Biologi


PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMPN 2 CIMALAKA

Oleh:
Yeti Sulastri1, Diana Rochintaniawati2

Yeti Sulastri, S.Pd.

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang peningkatan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran biologi pada konsep Reproduksi Vegetatif alami tumbuhan melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di SMPN 2 Cimalaka. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IXA SMPN 2 Cimalaka dengan jumlah siswa 39 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa adalah dengan menggunakan tes hasil belajar. Temuan hasil pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diperoleh hasil tes siswa sudah memenuhi ketuntasan belajar dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 89,74% dan adanya peningkatan skor post tes siswa dibandingkan dengan pre tes dengan perbedaan yang signifikan, ini menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep siswa. Berdasarkan skor gain ternormalisasi pembelajaran ini mempunyai nilai 0,44 yang tergolong kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tife jigsaw yang dikembangkan pada penelitian ini cukup efektif. Dengan demikian dapat disimpulkan  bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran Biologi setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada konsep Reproduksi Vegetatif Alami Tumbuhan.

Kata kunci :  Penguasaan konsep, pembelajaran kooperatif, tipe jigsaw.
------------------------------
1SMPN 2 Cimalaka, 2 Biologi FPMIPA UPI
PENDAHULUAN
            Peningkatan mutu pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pendidikan yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa akan menyerap materi pelajaran dengan baik bila terjadi kerjasama antara guru dan siswa. Untuk itu, seorang guru harus mempunyai kreatifitas dan ide – ide baru untuk mengembangkan cara penyajian materi pelajaran di sekolah. Dalam penyajian materi seorang guru harus pandai memilih model, pendekatan,  strategi, dan media yang tepat serta cara penguasaan kelas yang sesuai dengan kondisi siswa agar siswa tidak merasa bosan tapi justru malah tertarik untuk belajar.
            Proses pembelajaran yang terjadi selama ini, khususnya pembelajaran biologi cenderung monoton dan tidak menarik. Proses belajar mengajar lebih banyak didominaasi oleh guru, siswa pada umumnya cenderung pasif hanya menerima saja informasi – informasi yang diberikan guru, siswa lebih banyak mendengar, menulis apa yang di informasikan guru dan latihan mengerjakan soal. Sebagai akibatnya proses belajar mengajar dirasakan oleh siswa membosankan dan tidak menarik, bahkan dari hasil pengamatan, siswa memperlihatkan sikap yang kurang bergairah, kurang bersemangat dan kurang siap dalam mengikuti pembelajaran biologi. Dalam proses pembelajaran interaksi antara guru dengan siswa kurang lancar dan lebih buruk lagi interaksi antara siswa dengan siswa hampir tidak terjadi dan hal ini membuat siswa tidak termotivasi untuk belajar. Dampak dari semua itu minat belajar siswa menjadi rendah dan pada akhirnya hasil belajar siswa pun masih jauh dari harapan.
            Salah satu upaya untuk merubah kondisi tersebut adalah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ramlawati (2007) bahwa model pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Wartono, dkk, (2004) Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam  kelompok - kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Sedangkan menurut Kunandar (2008), pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Dan menurut Lie (2002), pembelajaran kooperatif dapat mencapai hasil yang maksimal apabila menerapkan lima unsur pembelajaran kooperatif, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok.
Salah satu model pembelajaran kooperatif, yaitu tipe jigsaw yang dikembangkan oleh Aronson et al. Menurut Lie (2002), dalam teknik ini guru harus memperhatikan pengetahuan dan pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan pengetahuan dan pengalaman itu agar bahan bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa juga harus bekerja sama  dengan siswa  lain  dalam  suasana   gotong  royong  dan  mempunyai   banyak   kesempatan   untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan  berkomunikasi.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dalam model belajar ini  terdapat tahap-tahap  dalam penyelenggaraannya. Tahap pertama siswa dikelompokan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Pembentukan kelompok-kelompok siswa tersebut dapat dilakukan guru berdasarkan pertimbangan tertentu (Isjoni, 2007). 
            Atas dasar itu, dilakukan penelitian untuk membuktikan bahwa “Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran Biologi di SMPN 2 Cimalaka.” Dengan asumsi, dalam pembelajaran kooperatif siswa lebih terlibat aktif pada proses pembelajarannya yang akan berdampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi  dan dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya (Isjoni, 2007). Berdasarkan asumsi tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan penguasaan konsep dalam pembelajaran Biologi konsep Reproduksi Vegetatif Alami Tumbuhan di SMPN 2 Cimalaka.
             Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan penguasaan konsep pada pembelajaran biologi pada konsep Reproduksi Vegetatif Alami di SMPN 2 Cimalaka. Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memperoleh informasi bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan penguasaan konsep pada pembelajaran Biologi pada konsep Reproduksi Vegetatif alami tumbuhan di SMPN 2 Cimalaka, menemukan strategi pembelajaran yang tepat, dan memberikan sumbangan yang berharga dalam rangka perbaikan pengajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan.

METODOLOGI PENELITIAN
Metode  penelitian  yang  digunakan  adalah  metode  Weak eksperimen (eksperimen semu). Desain penelitian yang digunakan adalah The one group pretes-postes design. Tes awal dilanjutkan dengan perlakuan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kemudian dilanjutkan dengan tes akhir.
Tabel Desain Penelitian

    X1

              O

    X2
Kterangan:
X1   = Pre Tes (Tes awal)
O     = Perlakuan Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw               X2   = Post Tes (Tes akhir)
Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas IXA SMPN 2 Cimalaka sebanyak 39 orang dengan komposisi laki-laki 20 siswa dan perempuan 19 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan tes penguasaan konsep . Tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 butir soal yang digunakan untuk menyaring penguasaan konsep siswa pada materi Reproduksi Vegetatif Alami Tumbuhan. Analisis data dilakukan melalui tahap penilaian penguasaan konsep pada tes awal dan akhir.
Berdasarkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) SMPN 2 Cimalaka tahun 2007/2008 pada pelajaran IPA untuk penguasaan konsep siswa dikatakan sudah tuntas belajar jika memperoleh nilai ≥ 6,00. Untuk mengetahui prosentase siswa yang tuntas belajar digunakan rumus:
                                          banyaknya siswa yang tuntas belajar  X 100 %
  % Ketuntasan Belajar = --------------------------------------------------------
                                                           Jumlah siswa


Dilakukan juga analisis data penelitian menggunakan uji rerata tunggal uji Z untuk mengetahui apakah nilainya sudah memenuhi ketuntasan belajar atau belum.
Analisis data penelitian juga dilakukan dengan menggunakan uji rerata tunggal dengan uji Z terhadap hasil tes. Tujuannya adalah  untuk menguji penguasaan konsep siswa dan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara pre test dengan post test pada pembelajaran kooperatif tife jigsaw pada pembelajaran biologi.
Tabel 1.1 Kategorisasi penguasaan konsep Reproduksi Vegetatif Alami Tumbuhan

Skor penguasaan konsep
Kategori
85 – 100
70 -    84
55 -    89
40 -    54
0   -     39

Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
 Sumber: Juanengsih (2007)
Peningkatan penguasaan konsep / hasil belajar siswa diperoleh dari nilai gain ternormalisasi.
       postes – pretes
g=   ----------------------
       Skor ideal – pre tes      

Dengan kategorisasi perolehan:
g – tinggi   = nilai g > 0,70
g – sedang = nilai 0,70 e” (<g>) e” 0,30
g – rendah = nilai g < 0,30


HASIL DAN PEMBAHASAN
Penguasaan  konsep  dijaring  dengan  menggunakan  tes  pilihan  ganda  yang diberikan  di  awal  dan  di  akhir   pembelajaran. Berdasarkan   data   yang    dijaring diperoleh ringkasan data skor penguasaan konsep siswa seperti terlihat  pada tabel di bawah ini:
        Tabel 2.1 Rekap Skor Penguasaan Konsep Reproduksi Vegetatif   Alami Tumbuhan
Data
Tes Awal
Tes Akhir
Gain Ternormalisasi
N
Maks
Min
Rerata
SD
Nilai > 6
Nilai < 6
39
80
10
46,67
1,84
10
29
39
90
40
70,26
1,35
35
4
39
0,50
0,33
0,44



Dari segi ketuntasan belajar, berdasarkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) SMPN 2 Cimalaka tahun 2007 /2008 pada pelajaran IPA, siswa dikatakan tuntas belajar bila menunjukkan kemampuan dalam menyerap materi yang diberikan selama proses belajar mengajar memperoleh nilai ≥ 6,00. Pada kelas penelitian dari data hasil pretes yang tuntas belajar sebanyak 10 siswa (25,64%) dan siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 29 siswa (74,36%). Hal ini belum mencapai patokan ketuntasan belajar secara klasikal 85%. Namun setelah kelas penelitian diberi perlakuan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan diakhiri dengan postes maka diperoleh data jumlah siswa yang tuntas belajar adalah sebanyak 35 siswa (89,74%), dan siswa yang tidak tuntas belajar adalah 4 orang (10,26%). Hal ini sudah mencapai patokan ketuntasan belajar secara klasikal, di mana patokan ketuntasan belajar secara klasikal adalah 85 %. Dengan menggunakan uji Z rerata tunggal (uji Z mean tunggal), diperoleh hasil Z = 4,77, karena Z hitung berada di luar antara – 1,96 dan + 1,96 maka Ho ditolak atau H1 diterima dengan kata lain pada kelas penelitian nilainya sudah memenuhi ketuntasan belajar.
Berdasarkan rerata skor tes awal dan tes akhir penguasaan konsep, tingkat penguasaan konsep tes awal siswa tergolong kategori kurang (46,67%) sedangkan tingkat penguasaan konsep tes akhir siswa tergolong kategori baik (70,26%). Dengan menggunakan uji Z rerata tunggal (uji Z mean tunggal) diperoleh hasil Z = -13,48. Karena Z hitung berada di luar antara -1,96 dan + 1,96 yaitu berada di sebelah kiri daerah penerimaan Ho maka Ho ditolak atau H1 diterima. Hal ini berarti  bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa pada konsep Reproduksi Vegetatif Alami pada Tumbuhan. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam penelitian ini mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. Hal ini mendukung temuan penelitian bahwa model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Ramlawati, 2007) dan (Stahl, 1994 dalam Isjoni, 2007).
Besarnya peningkatan penguasaan konsep terlihat dari rerata nilai gain ternormalisasi sebesar 0,44 yang termasuk kategori sedang. Hal ini berarti model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang diterapakan cukup efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep.
Dengan melihat nilai ketuntasan belajar sudah memenuhi nilai patokan ketuntasan belajar, rerata skor penguasan konsep tes akhir yang tergolong kategori baik, dan rerata nilai gain ternormalisasi yang termasuk kategori sedang serta terdapat perbedaan yang signifikan antara penguasaan konsep awal dan akhir siswa  maka hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang diterapkan cukup efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada konsep Reproduksi Vegetatif Alami Tumbuhan di SMPN 2 Cimalaka.


KESIMPUAN
Hasil  penelitian  dengan uji Z rerata tunggal menunjukkan  bahwa pada kelas penelitian nilainya sudah memenuhi ketuntasan belajar dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar 89,74%. Juga diperoleh adanya peningkatan skor postes siswa dibandingkan dengan pretes dengan perbedaan yang signifikan. Ini menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep siswa. Berdasarkan skor gain ternormalisasi sebesar 0,44 yang tergolong kategori sedang menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw  yang dikembangkan pada penelitian ini cukup efektif  dalam meningkatkan penguasaan konsep. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan penguasaan konsep pada pembelajaran biologi pada konsep Reproduksi Vegetatif Alami Tumbuhan di SMPN 2 Cimalaka.

SARAN
1.      Kepada Tenaga-tenaga pengajar bidang studi biologi diharapkan dapat menerapkan pendekatan yang tepat dalam mengajar pada setiap konsep yang diajarkan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
2.      Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan judul penelitian serupa pada konsep yang lain.






DAFTAR PUSTAKA

Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika     Aditama.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung Alfabeta.
Juanengsih, Nengsih. 2007. Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme Melalui Pendekatan Induktif untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Biologi Siswa. Makalah Seminar InternasionalPendidikan IPA. Jakarta: UIN Syarif Hidayatulloh.
Kunandar. 2007. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Ramlawati. 2007. Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Setting Kooperatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA 3 SMA 3 Takalar. Makalah Seminar Internasional Pendidikan IPA.Jakarta: UIN Syarif Hidayatulloh.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Wartono, dkk. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Sains. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.  
                   















Selasa, 05 Maret 2013

Penelitian Pembelajaran Seni Rupa


IMPLEMENTASI METODE DRILL TERSTRUKTUR
DENGAN PENDEKATAN DISCIPLINE BASED ART EDUCATION (DBAE) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR PADA PEMBELAJARAN SENI RUPA
DI KELAS VII SMP NEGERI 2 CIMALAKA SUMEDANG

(Studi kasus terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan Seni Rupa pada
tahun pelajaran 2012/2013 )

Peneliti : Ragen Gunawan
Guru Mata Pelajaran : Lalan, S.Pd


   Peneliti mengkaji topik “Implementasi metode Drill  terstruktur dengan pendekatan Discipline Based Art Education (DBAE) dalam meningkatkan kemampuan menggambar pada pembelajaran Seni Rupa di kelas VII SMP Negeri 2 Cimalaka Sumedang(Studi kasus terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan Seni Rupa pada Tahun Pelajaran 2012-2013), sebuah kajian tentang perencanaan, pelaksanaan, dan  evaluasi hasil karya siswa sebagai subjek penelitian. Ini adalah salah satu solusi dalam upaya mewujudkan sekolah yang efektif mengaktifkan peran siswa dalam proses pembelajaran serta memberi kesempatan seluas-luasnya pada guru untuk mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai dengan rumusan Silabus pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang masih berlaku saat ini.
 Umumnya penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pembelajaran Seni Rupa yang dilakukan guru dengan menggunakan metode Drill  terstruktur dengan pendekatan Discipline Based Art Education (DBAE) dalam meningkatkan kemampuan menggambar  di kelas VII SMP Negeri 2 Cimalaka Sumedang, sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi metode Drill  terstruktur  dengan pendekatan Discipline Based Art Education (DBAE) dalam meningkatkan kemampuan menggambar bentuk di kelas VII SMP Negeri 2 Cimalaka Sumedang yang meliputi masalah/kesulitan siswa, perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan guru, serta evaluasi gambar hasil karya siswa.
Dalam penelitian ini metode dan pendekatan yang digunakan adalah   deskriptif kualitatif, yang mempunyai ciri-ciri memusatkan diri pada pemecahan masalah pada masa sekarang yang aktual. Sifat deskriptif merujuk kepada data yang dikumpulkan yang cenderung berbentuk kata-kata atau gambar dan laporan hasil penelitian yang berisi kutipan-kutipan dari data sebagai ilustrasi dalam memberikan dukungan terhadap apa yang disajikan.
Temuan yang didapat dalam penelitian ini adalah beberapa data empiris yang berkaitan dengan implementasi metode Drill  terstruktur dengan pendekatan Discipline Based Art Education (DBAE)  dalam hal masalah/kesulitan siswa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi gambar hasil karya siswa yang dilakukan guru, sehingga menghasilkan sejumlah gambar karya siswa yang refresentatif. Metode dan pendekatan  ini telah dapat meningkatkan kemampuan, kreativitas dan inovasi siswa di bidang Pendidikan Seni Rupa khususnya menggambar bentuk dengan dukungan fasilitas belajar seperti TEKNOLOGI PEMBELAJARAN berupa komputer multimedia sebagai bekal kreativitas dan pengalaman melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi ataupun memasuki dunia lapangan kerja.



Video Praktik
HASIL PENELITIAN
A. Gambar-gambar siswa sebelum menggunakan Metode Drill Terstruktur :
     1. Bentuk Silindris



      2. Bentuk Kubistis



      3. Bentuk Gabungan





B. Gambar-gambar siswa setelah menggunakan Metode Drill Terstruktur :
    1. Bentuk Silindris


  2. Bentuk Kubistis
 
 
  
      3. Bentuk Gabungan